it's just blog ! but pretty amaze me !

Minggu, 08 Mei 2011

Hedonisme Kikis Daya Kritis Mahasiswa

Yogyakarta - Berjalannya waktu membuat gaya hidup sebagian mahasiswa berubah. Dari mahasiswa yang tekun dan kritis menjadi mahasiswa hedonis. Hedonisme sendiri merupakan paham dimana seseorang menginginkan kesenangan. Hedonisme di kalangan mahasiswa marak karena mahasiswa merupakan kelas menengah yang dapat mengakses kemajuan teknologi informasi yang terus berkembang. Selain itu, kemampuan finansial membuat mahasiswa dapat memperoleh kesenangan yang diinginkannya.

"Hedonisme di kalangan mahasiswa sudah dalam kondisi yang mengkhawatirkan", jelas Ardin Jamaludin, aktivis mahasiswa dari Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa (STPMD) "APMD".

Sebagian besar mahasiswa, kini lebih banyak menghabiskan waktu di cafe, diskotik, atau mall dibandingkan perpustakaan atau laboratorium untuk belajar. Menurut Ardin, banyaknya cafe atau diskotik di lingkungan kampus semakin memperparah hedonisme di kalangan mahasiswa. "Harusnya pemerintah daerah mengatur lingkungan kampus, sehingga dapat membatasi tempat - tempat yang dapat memancing mahasiswa untuk hidup hedon," jelasnya.

Halili Hasan MSi, Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi (FISE), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dalam sebuah kesempatan mengatakan tantangan yang dihadapi DIY bersumber pada aspek fundamentalisme pasar.

Fundamentalisme pasar inilah yang menyebabkan munculnya budaya konsumerisme, hedonisme, pragmatisme akut, serta musnahnya laboratorium sosio - akademik. "Secara geopolitik banyak pihak yang berkepentingan dengan Yogyakarta, banyaknya cafe dan tempat hiburan yang berdiri di Yogyakarta dan berada dalam jarak yang relatif dekat dengan kampus diindikasikan sebagai upaya untuk menurunkan kualitas sumber daya pendidikan yang ada di Yogyakarta", jelas Halili.

Ardin kembali menambahkan, untuk menahan laju hedonisme di kalangan mahasiswa, kampus memiliki peran penting. Kampus haruslah membuka kesempatan seluas-luasnya kepada mahasiswa untuk berkreativitas. Oleh sebab itu, kampus wajib memberikan fasilitas bagi organisasi mahasiswa untuk beraktivitas yang positif. "Organisasi mahasiswa dapat dijadikan penahan laju hedonisme di kalangan mahasiswa, juga merupakan jembatan mahasiswa untuk mengasah daya kritisnya," jelas Ardin yang juga aktivis pers di kampusnya.

Rusnandari SE MSi, dosen Universitas Cokroaminoto Yogyakarta (UCY) mengatakan bahwa yang penting dilakukan adalah memupuk kesadaran individu mahasiswa. Kesadaran akan hakekat hidupnya di dunia, agar memiliki kendali sehingga hedonisme dan konsumerisme tidak semakin merebak.

"Mahasiswa harus bisa mengatur uang sakunya untuk bersikap hemat, bisa membedakan apa yang perlu dan tidak perlu. Sehingga dapat membeli barang yang betul - betul dibutuhkan, bukan yang diinginkan," tuntas Rusnandari. 



Artikel ini saya comot dari koran Kedaulatan Rakyat, Edisi 25 - Selasa, 3 Mei 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Statistik